Sunday, October 17, 2010

SOFYAN ATS TSAURI : KRITIS TERHADAP PENGUASA

Sofyan Ats-Tsauri dikenal sebagai ulama besar pada jamannya. la seorang mujtahid, faqih, Al-hafidh adl dhabith (penghapal cermat) yang warak dan zahid.
Beliau cermat dalam periwayatan hadist sehingga Syu'bah bin al-Hajjaj, Sufyan bin Uyainah dan Yahya bin Ma'in menjulukinya "Amirul Mu'minin fi al-Hadits", gelar yang sama disandang oleh Imam Malikbin Anas. Berkat kepakarannya itulah banyak ulama yang mengambil hadits darinya. Ada sekitar 30.000 hadits yang diriwayatkannya Sufyan at-Tsauri dari AI-A'masi (sulaiman bin Mihran), Abdullah bin Dinar, Ashim al-Ahwal, Ibn al-Munkadir dan lainya. Yahya bin Ma'in menukil darinya sekitar 20.000 hadits.
Dalam berfatwa dan meriwayatkan hadits, ia dikenal sangat hati-hati. Tak jarang seseorang menunggu fatwanya selama berhari-hari.Sebabjika ragu-ragu akan hafalan haditsnya, ia akan kembali mempelajari catatan haditsnya, termasuk juga memeriksa catatan murud-muridnya.
Ada 29 murid yang mempunyai ca¬tatan hadits dari Sofyan Ats-Tsauri. Se-bagian diantara mereka usianya lebih tua ketimbang beliau, seperti Ja'far bin Bargan, Khusaif bin Abdurrahman dan Ibnu Ishaq. Sebagian lagi sebaya dengan beliau, seperti Syu'bah, Abdurrahman Al-Auza'l, Imam Malik dan Zuhair.
Keahliannya dalam bidang ilmu hadits dan fiqih membuatnya termasyhur, se¬hingga para sejarawan menyejajarkan kedudukannya dengan Ibnu Abbas (tokoh di masa sahabat nabi) dan Amir bin Syara-hil Asy-Sya'bi (tokoh di masa ulama tabi'in ). Bahkan Imam Ahmad bin Hanbal me-
nyebutnya sebagai Faqih ( pakar ilmu fiqih) dan Muhaddits (ahli hadits).
Sebagaimana Imam Malik pendiri Mazhab Maliki dianggap sebagai tokoh Madinah dan Abdurrahman AI-'Auzai sebagai tokoh Syam, Sofyan Ats-tsauri dicatat sebagai tokoh Kuffah. Kala itu para ilmuwan menilai pengetahuan fiqihnya lebih mendalam ketimbang Imam Abu Hanifah, sementara pengua-san atas hadits lebih banyak daripada Imam Malik.
Sekalipun lebih dikenal sebagai Ahli Hadits, namun juga mengungguli rekan-rekannya dalam ilmu fiqih dan qiyas. Bahkan juga terkenal dengan pandangan rasionalnya dalam hal ber-ijtihad.
Mengenai dia, AI-Khatib al Baghdad! berkata: "Sofyan adalah salah seorang diantara para imam kaum muslimin dan salah seorang dari pemimpin agama, kepemimpinannya disepakati oleh para ulama, sehingga tidak perlu lagi pengukuhan terhadap ketelitian, hapalan".
Karya tulis Sofyan Ats-Tsauri dalam ilmu fiqih tak ada yang dibukukan; namun pemikiran fiqihnya dapat dijum-pai dalamk kitab fiqih Mazhab Hanafi, Syafi'i dan lainnya.
Ada pemikiran Sofyan Ats-Tsauri yang tercatat dalam kitab Bidayah AI-Mujtahid wa Nihayah al-Muqtasid yang sangat terkenal dan menjadi pegangan dalam ilmu fiqih hingga kini, yaitu air yang tergenang tan pa perubahan pada salah satu sifatnya ( rasa, bau dan warna ) hukumnya su-ci dan menyucikan. Dalam keadaan AI-Khatib al Baghdadi berkata: "Sofyan ada-lah salah seorang di-antara para imam kaum muslimin dan salah seorang dari pemimpin agama, kepemimpinannya disepakati pleh para ulama, seningga tidak perlu lagi pengukuhan terhadap ketefitian, hapalan".
dingin, berwudhu dengan mengusap sepatu sebagai ganti membasuh kaki, ada-lah sah. Beliau juga berpendapat, tertib dalam berwudhu sebagaimana tertera dalam ayat Al-qur'an adalah sunah, bukan wajib. Selain itu, beliau juga berpendapat, mengqadha puasa tidak wajib bagi me-reka yang makan dan minum karena lupa dan dipaksa. Jika terdapat seorang faqih dan qari dalam sebuah jema'ah, yang berwenang menjadi imam ialah qari. Zakat harta hamba sahaya adalah tanggungan tuannya.
Pendapat Sofyan Ats-Tsauri yang juga mashur dan diikuti oleh ulama lain adalah soal qunut subuh. Menurutnya, orang yang qunut subuh adalah baik dan yang tidak qunut subuh juga bagus. Pendapatnya ini diikuti oleh Ibnu Hajm, Ibnu Qoyyim Al Jauzi dan ahli hadits lainnya.
Tapi dibelakang hari, Madzhab Ats-Tsauriyah ternyata tidak begitu dikenal. Ini karena kurang gigihnya para muridnya mensosialisasikannya. Namun yang jelas,
kehidupan dan perjalanan keilmuan Ats-Tsauri dapat menjadi teladan.
Menasehati Khalifah Harun Al Rasyid
Ulama yang memiliki nama asli Abu Abdillah Sufyan bin Sa'id bin Masruq al Kufi ini lahir di Kufah pada tahun 97 H. Ayahnya, salah seorang ulama Kufah, adalah guru Imam Abu Hanifah, pendiri Mazhab Hanafi.
Sofyan kecil mulai belajar pada usia yang masih miida, dibawah bimbingan .orang tuanya. Kemudian menuntut ilmu ilmu fiqih kepada Imam Ja'far Ash-Shadiq. Sedang dalam ilmu hadits belajar kepada ulama Tabiin terkenal seperti Amr bin Dinar, Salamah bin KUhail, Abu Shakrah, dll.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup" nya, ia berdagang demi menghindari pemberian orang, sekalipun dari teman sendiri, lebih-lebih dari para pejabat. Se-bab, menurutnya, harta pejabat adalah harta negara, yang tentu saja juga me-rupakan harta rakyat, dan pemberian itu merupakan syubhat, meragiikan, belum jelas.
Sikap teguh itu beliau pertahankan secara konsisten. la tidak takiB^intuk mengemukakan pendapat te$Wiasuk juga kritik terhadap penguasa."'Suatu hari, ia mengkritik Khalifah AI-Manshur, Khalifah kedua dinasti Abasyiah. Tapi, gara-gara kritik itu ia dikejar polisi ke-rajaan. Beliau pernah ditangkap oleh Mu¬hammad bin Ibrahim, gubernur Mekah, tapi dibebaskan tanpa sepengetahuan khalifah.
Untuk membungkam sikap kritisnya, Ats-Tsauri pernah ditawari jabatan sebagai gubernur oleh Khalifah Al-Mahdi. Surat pengangkatannya sudah disiapkan, hari pelantikan juga sudah ditetapkan. Surat pengangkatannya sudah iaterima,tapisegeradibuangnya ke sungai Dajlah. Beliau memang tidak gila pangkat tapi hanya "gila" kebe-naran.
Saat Harun ar Rasyid secara resmi diangkat sebagai khalifah, Sofyan tidak mau menampakkan dirinya di istana. Padahal para ulama lain menghadiri pengangkatan Khalifah Harun Al Rasyid untuk mengucapkan selamat. Melihat hal itu khalifah mengirim surat kepada ulama besar ini dan menanyakan kenapa ia tidak hadir padahal sebelumnya mereka berdua memiliki hubungan yang dekat.
Mendapat surat dari khalifah, Sofyan At-tsauri dengan tegas menjawab bah-wa dirinya telahmemutuskan hubungan persaudaraan setelah dirinya tahu Harun Al Rasyid mulai berani memakai
uang Baitul Mal untuk member hadiah kepada tamunya. Dalam suratnya itu Sofyan menasehati Khalifa Harun Al Rasyid sebagai berikut: "Ya Harun Al Rasyid! Ketahuilah bahwa setiap manusia itu akan menemui ajalnya. Diantara mereka ada yang beruntung dengan membawa amal, dan ada pula yang merugi di dunia dan di akhirat. Engkaupun tentu akan mendapat giliran kematian itu. Ya Harun Al Rasyid! Berhati-hatilah dalam ke-hidupan di dunia ini. Ujian dan cobaan selalu mengintaimu. Dan nasehat yang paling baik adalah nasihat dari dirimu sendiri."
Karena sikap tegas dan teguh dalam memegang kebenaran seperti yang ditampilkan Imam Sufyan, penguasa seperti Harun ar Rasyid tetap di jalan kebenaran.
Imam Sofyan Ats Tsauri wafat di Basrah pada tahun 161 H. (Bahrul Ulum)