Wednesday, January 9, 2013

GAMBARAN MASYARAKAT RABBANI

Oleh : Ust. Abu Ihsan Af Atsary

Masyarakat rabbani memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki masyarakat manapun di seluruh dunia. Masyarakat yang tumbuh di atas tiga pondasi tauhid, yaitu Tauhid Uluhiyah, Tauhid Rububiyah serta Tauhid Asma' dan Sifat. Setiap individu masyarakat rabbani berusaha mencegah tangan-tangan jahat yang mengganggu. Serta bersikap rendah hati dan tawadhu kepada setiap orang yang ingin menjadi bagian mereka. Berusaha menolong dan menjadi peiindung yang kuat dan tangguh.

Inilah karakter yang digambarkan secara detail dalam beberapa ayat Al Qur'an, di antaranya firman Allah: Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih-sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karurija Allah dan keridhaanNya, tanda-tanda mereka tampak pada muka , mereka dan bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman mengeluarkan tunasnya, maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besar/ah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; ianaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena :Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mu'min). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang shalih di antara mereka ampunan dan pahala yang besar. (QS Al Path : 29).

Apabila setiap individu masyarakat rabbani ini melaksanakan kewajiban dan tidak banyak menuntut haknya, maka seluruh anggota masyarakat akan hidup damai satu hati satu kata, satu tujuan yaitu sama-sama mencari ridha Allah. Bahu-membahu mehjalankan ajaran syariat, melaksanakan perintah dan menjauhi laranganNya. Bersama-sama menjaga batas-batas halal dan haram. Dengan itu, Allah akan mencintai rnereka dan merekapun cinta kepadaNya. Allah meridhai mereka dan merekapun ridha menerima anugrahNya.

Sudah menjadi kewajiban setiap muslim dimanapun ia berada untuk memikirkan problematika yang tengah dihadapi umat sekarang. Hendaklah ia mengerahkan kemampuan yang ada, untuk mewujudkan apa yang diharapkan umat darinya. Dan jangan memberi tempat bagi niat, selain hanya untuk mencari ridha Allah dalam dirinya. Janganlah pedulikan rentang waktu yang panjang. Jangan pula tergesa-gesa ingin cepat menuai hasil. Apabila Allah mengetahui niatnya yang ikhlas, niscaya Allah akan memudahkan baginya semua kebutuhan. Minimal ia merasa dekat dengan ridha Allah, sebagai imbalan jerlh payah dan niat ikhlasnya, meskipun ia belum dapat menuai hasil yang ia harapkan.


Amanah ilmu yang dimiiiki alim ulama, telah mendorong ide dan pena mereka untuk memperkenalkan keindahan dan keteduhan ajaran Islam, dalam segala bidang kehidupan manusia. Untuk menepis kesalahpahaman dan kekeliruan tentang islam yang menghampiri pikiran orang-orang awam. Hal itu disebabkan realita pahit yang diaiami umat Islam sendiri. Mereka sudah keluar jauh dari ajaran Islam dan teiah mengabaikannya. Padahal dengan Islam itulah, Allah memberikan kekuasaan bagi umat ini di atas muka bumi. Sejak pupusnya semangat kaum muslimin menangkis serangan yang penuh permusuhan dan kedengkian terhadap Islam, sejak persatuan mereka tercerai-berai di tanah air sendiri, dan sejak tercabik-cabiknya ikatan persaudaraan seiman dalam dada mereka, kaum muslimin saling berbeda persepsi tentang metodologi yang mereka anut dalam memahami Islam. Di samping itu, mereka juga berbeda persepsi tentang arah dan tujuan, hingga arah dan tujuan itu semakin jauh melenceng sejak beberapa kurun lamanya. Masing-masing kelompok merasa dirinyalah yang paling benar keislamannya daripada yang lain. Sehingga terbakarlah api kemarahan karena kebencian dan permusuhan yang sudah memuncak itu.

Tulisan ini, memberikan sekilas gambaran masyarakat Islami yang menjadi pusat perhatian segenap kaum muslimin di seluruh dunia. Masyakarat madani yang menjadi idaman dan harapan setiap muslim, terlebih para mushlihin (orang-orang yang mengadakan perbaikan). Pada hari ini, banyak di antara para mushlihin yang kehilangan gairah untuk melanjutkan tugas, karena harus merenovasi tatanan umat dari dasar kembali. Kalimat demi kalimat yang sederhana ini, juga terhitung sumbangsih untuk memotivasi dan membangkitkan gairah kerja membangun tatanan masyarakat Islami. Mudah-mudahan kalimat yang sederhana ini dapat menjadi penyembuh lara yang dalam.


No comments: